Materi disampaikan oleh Bapak Dr. Eko Harry Susanto, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Tarumanagara, Jakarta.
GOLPUT? MENGAPA TERJADI?
• Pilpres 2004 Putaran 1 (23,47 %,)
• Pilpres 2004 Putaran 2 (24, 95 %)
• Pilpres 2009, (27,77 %)
• Dari tahun 2004 - 2009 terjadi penurunan jumlah pemilih

Tentu saja penyebab menurunnya jumlah pemilih tidak dapat dipandang sebelah mata. Selain banyaknya serangan iklan yang tayang di televisi, tentunya calon pemimpin dalam mempromosikan dirinya turut melancarkan strategi lainnya. Nah, strategi inilah yang patut dipertanyakan keabsahannya.

Setelah semua keburukan kampanye terselubung tercium dan terbongkar ditambah lagi berbagai macam media meliput hal ini, maka habislah sudah masa jaya si calon pemimpin. Kredibilitas dan citra baik yang dibangun selama bertahun-tahun lamanya menjadi rusak dan tidak dapat dikembalikan lagi. Sehingga janji-janji yang telah dilontarkan sejak awal kampanye berubah menjadi bualan semata dan tidak ada lagi yang mau mempercayai apalagi memberikan hak suara untuk memilih.
Alasan inilah yang sangat mendukung sebuah iklan politik tidak lagi menjadi efektif dalam penayangan dan penyebarannya. Meskipun iklan makin menarik dengan biaya tinggi sekalipun, tidak mampu mempengaruhi golput untuk menggunakan hak pilih. Maka kita tidak dapat sepenuhnya menyalahkan bahwa iklan lah yang tidak efektif, melainkan juga harus melihat dari sisi lain dan mempertimbangkan isi tayangan iklan, kredibilitas dan citra si pemakai jasa iklan secara logika.
No comments:
Post a Comment